Bulan Ramadhan, Yayasan CLP dan RS Siti Khodijah Sepanjang Gelar Operasi Bibir Sumbing Anak Gratis
Ifadah salah satu pasien asal Trenggalek datang di RS Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo

Bulan Ramadhan, Yayasan CLP dan RS Siti Khodijah Sepanjang Gelar Operasi Bibir Sumbing Anak Gratis

bineka.id-Dibulan Ramadhan penuh berkah ini, bermacam-macam cara umat Islam mencari berkah. Kali ini RS Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang bekerjasama dengan yayasan Cleft Lip Palatum (CLP) Center dengan Smile Train mengadakan Kegiatan Bakti Sosial Operasi Bibir Sumbing & Langit gratis.

Kegiatan tersebut berlangsung 3 gelombang mulai tgl 24 April 2021 sebanyak 15 pasien dilaksanakan di Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang, Sidoarjo.

Wakil Direktur RS Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang, dr Kholid Yusuf Sp THT KL mengatakan bahwa pelaksanaan bakti sosial operasi bibir sumbing & langit ini, berlangsung selama 3 hari.

"Hari ini kita melaksanakan bakti sosial operasi bibir sumbing dan celah langit-langit. Hal ini kita lakukan dengan yayasan Cleft Lip Palatum atau CLP Center yang bekerjasama dengan Smile Train. Mudah-mudahan hasilnya bagus dan setelah dilakukan Operasi, anak-anak masih menjalani terapi bicara dan lain-lain," kata dr Kholid Yusuf Sp THT , KL pada awak media.

Menurutnya, kalau tidak dibatasi untuk pasiennya. Maka bisa sampai 40 pasien lebih.

"Kalau tidak kita batasi ada sekitar 40 pasien. Cuma karena kapasitas kerja melihat waktu, kemudian juga melihat jumlah tenaga. Jadi hanya kita batasi 15 pasien selama 3 hari, dan mungkin nanti bisa berlanjut l," pungkasnya.

Ditempat yang sama, dr Bambang Wicaksono Sp BP RE ( K ) sebagai dokter pelaksana operasi di RS Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang, Sidoarjo menilai dengan adanya bibir sumbing bisa juga adalah faktor virus disaat masih dalam kandungan hingga melahirkan.

"Internal atau Eksternal, sebab internal dari faktor genetik ada faktor keturunan yaitu dari kakeknya entah juga dari buyutnya itu. Sementara yang eksternal bisa juga dari infeksi-infeksi virus, kemudian juga bisa obat-obatan dan radiasi. Mungkin jadi memang belum bisa dicari faktor dominannya itu," ungkapnya.

Hal itu termasuk problem sosial bentuk yang tidak wajar seperti anak-anak yang lain, yang menyebabkan perubahan sosial dari orang tua ataupun dari anaknya sendiri nantinya.

"Diharapkan setelah operasi yang bentuknya akan mendekati normal. Pengertian rekonstruksi itu adalah usaha-usaha melakukan tindakan operasi mendekati ke arah normal," terang dr Bambang Wicaksono.

"Baru pertama kali ini kita melakukan operasi bibir sumbing secara massal. Dan setelah operasi ada namanya Speech Therapy yaitu terapi bicara yang harus dilakukan. Hal itu istilahnya finishing jadi biar fungsi bicaranya lebih jelas," pungkasnya.

Salah satu ibu pasien yaitu Ifadah (27) asal Trenggalek, jauh-jauh datang untuk ikut bakti sosial operasi tersebut. Hanya untuk masa depan buah hatinya.

"Memang dari lahirnya seperti ini, dari keturunan tidak ada seperti ini. Saya dapat informasi acara bakti sosial operasi bibir sumbing ini dari teman yang di Trenggalek. Harapan saya, semoga setelah dilakukan Operasi ini anak saya bisa sembuh dan normal kembali untuk masa depannya lebih cerah. Anak saya ini umur 7 bulan," akunya.(SA)

JCI adakan Rangkaian Progam WFA 2021
Polda Jatim Tangkap Perakit Senpi Malang